Rabu, 08 September 2010

Nasional - Presiden Datang, Perampok Beraksi

MEDAN (RP) - Belum lagi terungkap pelaku perampokan di Bank CIMB Niaga Jalan Aksara, Polisi kembali diejek dengan peristiwa perampokan bersenpi di rumah milik David (61) di Jalan Saijah No 14, Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimon. Tepatnya di belakang kantor PTPN IV, yang mengikat seluruh korbannya dengan tali.

 
Peristiwa itu terjadi Senin (6/9/2010) sekitar pukul 06.30 WIB, ketika petugas keamanan berkonsentrasi mengamankan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan mengunjungi korban bencana letusan Gunung Sinabung.

Pukul 06.30 WIB, Sarmi (65), pembantu David, keluar rumah untuk membuang sampah. Wanita itu tidak mengira kalau mobil Kijang Inova berwarna hitam yang parkir di sebelah rumah majikannya adalah kawanan perampok.

Begitu Sarmi melangkah kembali untuk masuk ke rumah, 5 pria yang tidak dikenalnya tersebut turun dari mobil, dan tanpa basa-basi mendobrak pagar besi rumahnya yang berwarna hijau saat akan ditutup Sarmi.

Di bawah todongan senpi (senjata api) jenis FN di badannya, Sarmi yang ketakutan dituntun masuk ke rumah berlantai II itu. Setelah membuka pintu utama yang terbuat dari kaca, ke-5 pelaku yang juga membawa senjat tajam jenis pisau dan sebilah besi langsung mengumpulkan seluruh korban yang berada di rumah. David dan istrinya, Sutini (57), serta anaknya Steven (30) yang mempunyai penyakit kelainan mental serta Sarmi diikat dengan tali menjadi satu, di lantai satu.

Dengan leluasa para perampok menggasak seluruh perhiasan dari emas, berlian, jam tangan, pasport, kartu kredit, 3 unit handphone dan uang tunai senilai Rp100 juta.

Tanpa menunggu lama para pelaku meninggalkan seluruh korbannya dalam keadaan terikat. ‘’Dari keterangan korban saat diperiksa di Polsekta Medan Kota, pelaku menggunakan senpi,’’ ujar Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Baharuddin Djafar. Petugas memperkirakan total nilai kerugian mencapai Rp500 juta.

Sutini yang masih trauma atas kejadian tersebut tidak mau dikonfirmasi. Saat ditemui di lokasi, di wajahnya sebelah kanan di bawah mata terlihat bekas luka gores dan tangan kanan terbungkus gips. Sutini yang ditemani keluarganya yang berdatangan langsung menutup pintu kaca rumah berwarna hitam. ‘’Nggak perlu kau tahu,’’ ujarnya kepada wartawan sambil menutup pintu.

Dari keterangan Muas, Kepala Lingkungan X, Kelurahan Hamdan, diketahui mobil kijang para pelaku diketahui berputar-putar di Jalan Saijah melalui Jalan Badur dan berputar masuk dari Jalan Ade Irma Suryani Nasution langsung berputar beberapa kali.

Muas mengaku belum mengetahui peristiwa itu dengan lengkap. Pasalnya, oleh keluarga korban dia tidak diperbolehkan masuk ke rumah dan tak mau dikonfirmasi, apalagi melapor kepadanya. ‘’Saya nggak dikasih masuk, korban tidak mau dikonfirmasi,’’ bebernya kepada RPG.

SBY: Sabar dan Berdoalah
Sementara itu, setelah berjam-jam dinanti warga pengungsi bencana Gunung Sinabung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya tiba di lokasi pos pengungsi Jambur Sempakata Jalan Jamin Ginting, Berasatagi, Kabanjahe, Sumatera Utara.

Kedatangan Presiden sekitar pukul 12.30 WIB, disambut hujan deras. Ia didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, beberapa menteri kabinet seperti Menteri Sosial Salim Segaf, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih dan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin.

Setiba di kamp pengungsi yang sederhana dan becek, SBY langsung meninjau ke dalam tenda-tenda darurat, memperhatikan kelengkapan kebutuhan pengungsi, dan bahkan sempat bernyanyi bersama anak-anak siswa SD yang belajar di tenda darurat. Presiden SBY menyempatkan berpidato di aula terbuka yang berada di lokasi pengungsian yang jaraknya kurang lebih 15 kilometer dari Gunung Sinabung.

‘’Alhamdulillah hari ini, saya beserta Ibu Negara, para menteri dan gubernur, serta bupati bisa berada di tempat ini. Saya datang dari Jakarta untuk melihat langsung keadaan Bapak dan Ibu dan anak-anak sekalian. Memang Sinabung sedang aktif telah terjadi beberapa letusan. Keberadaan Bapak dan Ibu untuk menjaga keselamatan sementara waktu, nanti kalau sudah aman bisa kembali lagi,’’ ucap SBY di hadapan ribuan pengungsi yang terdiam.

Dalam kesempatan pidato singkatnya, SBY berharap pada Gubernur Syamsul Arifin dan Bupati Karo DD Sinulingga agar memperhatikan kebutuhan dan kondisi kesehatan pengungsi selama warga di penampungan. Tentang bahan makanan serta air, tentu saja memang tempat penampungan kurang menyenangkan.

‘’Pak Gubernur agar memperhatikan keadaan saudara-saudara. Yang sakit dilakukan perawatan, perhatikan bahan pangan dan air yang diperlukan sehari-hari. Kalau tempatnya sekarang ini kurang nyaman, bersabarlah dan berdoa bersama agar Gunung Sinabung kembali aman. Saya berharap hal ini segera usai. Kami di Jakarta terus mengamati dan berikan bantuan,’’ ungkap SBY.

SBY meninjau tenda-tenda pengungsian dan berkomunikasi dengan para pengungsi. Anak-anak pengungsi menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu daerah di hadapan SBY. SBY lalu menuju rumah dinas Bupati Karo. SBY mengucapkan terima kasih kepada Pemda setempat karena sistem penanggulangan bencana sudah berjalan baik.

Selama kunjungan singkat SBY sekitar 20 menit, warga korban bencana tidak diberikan kesempatan untuk bersuara. Memang sejak malam sebelumnya terdengar kabar dari pihak protokoler Presiden bahwa kunjungan SBY itu takkan diisi dengan dialog pada warga. Praktis, pengungsi yang selama ini memendam banyak keluhan hanya bisa terpaku melihat kedatangan rombongan SBY.

Di Jambur Sempakata dilaporkan bahwa sekitar 1.925 pengungsi musibah meletusnya Sinabung mayoritas mulai mengalami berbagai penyakit saluran pernafasan dan pencernaan.

Data di klinik kesehatan darurat Departemen Sosial di Jambur Sempakata, para pengungsi terdiri dari laki-laki 963 orang dan kaum perempuan 962 orang, Balita 228 dan Lansia 138 serta ibu hamil 8 orang. Sebanyak 406 orang pengungsi dilaporkan mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dikarenakan ruangan terbuka di posko pengungsian sarat dengan debu dan polusi yang berat.

Selain keluhan ISPA, keluhan penyakit saluran pencernaan ditemukan sebanyak 129 kasus. Conjutivitis atau infeksi mata sebanyak 55 orang. Dari pandangan di lapangan terlihat juga banyak anak kecil alami penyakit seperti muntah dan masuk angin.

Persoalan MCK pun jadi persoalan terpenting yang dihadapi karena hanya ada empat unit MCK sementara jumlah pengungsi mencapai ribuan. Kurang bersihnya lingkungan juga jadi masalah lain yang menimpa para pengungsi.

Sebelumnya, para pengungsi berharap kedatangan SBY bukan sekadar kunjungan seremonial belaka. Para pengungsi berharap SBY dapat memberi solusi terbaik.

Sekolah Darurat Memprihatinkan
Biarpun Gunung Sinabung murka, tapi pendidikan anak-anak pengungsi tidak boleh terabaikan. Setidaknya, 177 siswa sekolah dasar di kamp pengungsi Jambur Sempakata Jalan Jamin Ginting, Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara masih punya semangat belajar mengajar bersama para guru.

Di lokasi pengungsi Jambur Sempakata, tampak dua tenda pleton ukuran 8X10 meter didirikan sebagai sekolah darurat untuk dua tingkat pendidikan, Sekolah Dasar dan SMP. Sedangkan untuk siswa SMA tidak didirikan tenda karena satu-satunya SMA di Kabanjahe berada di tengah kota yang masih aman dari dampak letusan Sinabung.(wan/rpg/muh)
 
Sumber dari : http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=3928&kat=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to my blog
go to my homepage
Go to homepage











Want this Intro Click Here